Ayam Bakar/Goreng Bumbu Taliwang Khas Pulau Lombok
Daging ayamnya tidak anyir, empuk, tidak belebihan lemaknya karena bukan
ayam negeri. Soal flu burung? Kayaknya saya tak perlu cemas karena
menurut Bu Hartini sang empunya, ayam yang dijual di rumah makannya
diternak sendiri sehingga kebersihan, ukuran dan kualitasnya bisa
dikontrol. Pantas saja hampir semua orang memesan 1 ekor ayam karena
ayamnya tak terlalu besar. Tetapi kalau mau bisa memesan 1/2 ekor.
Karena saya doyan ayam bakar, porsi seekor termasuk pas. Apalagi rasa
pedas, asin dan gurih sangat dominan.
Terlebih jika dicelup bumbu cabai yang encer hmmm... sedap sekali! Kecuali ayam bakar juga ada versi lain, ayam dibumbu cabai alias pelecing. Setelah ayam taliwang, pelecing kangkung menjadi makanan Lombok yang wajib dicicip. Pelecing kangkung ini berisi kangkung, tauge dan kacang tanah goreng, kelapa sangrai yang diguyur sambal tomat merah. Rasanya, pedas-pedas gurih sementara kangkung masih terasa segar. Kangkungnya sangat segar dan alami tak berbahan kimia, karena dibudidayakan sendiri oleh si empunya rumah makan.
Dengan dipadukan oleh racikan sambal pelecingnya, saya yang biasanya mengantuk setelah makan kangkung, ini malah terasa segar dan melek. Selanjutnya saya beralih ke menu Beberok Terong atau Lelasu dan aneka macam sate, mulai dari Sate Pencok atau kikil, Sate Pusut Bakar dan Sate Kerang Sawah. Sate 'escargot' ini hasil racikan Bu Hartini. Waou...gurih abis, tidak anyir, empuk dan aromanya sangat harum karena taburan bawang merah goreng.
Begitu pula dengan sate pencok dan sate pusutnya, semuanya diracik dengan bumbu ala Lombok yang spicy. Sate pusut merupakan cincangan halus ikan kakap dicampur kelapa parut plus bumbu. Renyah dan lembut sekali rasanya, dalam sekali gigitan sate pusut tersebut langsung hancur di mulut. Tersedia juga Sate Belolong Dasan Agung bagi pecinta jeroan. Sembari menggigit setiap tusukan sate yang terhidang di hadapan saya, tak lupa juga mencicipi beberok terong atau lelasu. Sayuran yang ada dalam lelasu ini berupa irisan terung lalap yang hijau dan segar, disiram sambal.
Pedas dan asam dalam lelasu sangat matching dengan sate yang gurih dan kenyal ini. Rasa pedas yang bermain-main di lidah, paling cocok disegarkan kembali dengan es teh manis atau hangat, es atau jeruk hangat yang tersaji di daftar menu. Aneka juice dan es buah juga ada dalam daftar menu. Anda juga bisa memesan telur asin asli Lombok yang warnanya lebih mengkilap dibandingkan dengan telur asin.
Terlebih jika dicelup bumbu cabai yang encer hmmm... sedap sekali! Kecuali ayam bakar juga ada versi lain, ayam dibumbu cabai alias pelecing. Setelah ayam taliwang, pelecing kangkung menjadi makanan Lombok yang wajib dicicip. Pelecing kangkung ini berisi kangkung, tauge dan kacang tanah goreng, kelapa sangrai yang diguyur sambal tomat merah. Rasanya, pedas-pedas gurih sementara kangkung masih terasa segar. Kangkungnya sangat segar dan alami tak berbahan kimia, karena dibudidayakan sendiri oleh si empunya rumah makan.
Dengan dipadukan oleh racikan sambal pelecingnya, saya yang biasanya mengantuk setelah makan kangkung, ini malah terasa segar dan melek. Selanjutnya saya beralih ke menu Beberok Terong atau Lelasu dan aneka macam sate, mulai dari Sate Pencok atau kikil, Sate Pusut Bakar dan Sate Kerang Sawah. Sate 'escargot' ini hasil racikan Bu Hartini. Waou...gurih abis, tidak anyir, empuk dan aromanya sangat harum karena taburan bawang merah goreng.
Begitu pula dengan sate pencok dan sate pusutnya, semuanya diracik dengan bumbu ala Lombok yang spicy. Sate pusut merupakan cincangan halus ikan kakap dicampur kelapa parut plus bumbu. Renyah dan lembut sekali rasanya, dalam sekali gigitan sate pusut tersebut langsung hancur di mulut. Tersedia juga Sate Belolong Dasan Agung bagi pecinta jeroan. Sembari menggigit setiap tusukan sate yang terhidang di hadapan saya, tak lupa juga mencicipi beberok terong atau lelasu. Sayuran yang ada dalam lelasu ini berupa irisan terung lalap yang hijau dan segar, disiram sambal.
Pedas dan asam dalam lelasu sangat matching dengan sate yang gurih dan kenyal ini. Rasa pedas yang bermain-main di lidah, paling cocok disegarkan kembali dengan es teh manis atau hangat, es atau jeruk hangat yang tersaji di daftar menu. Aneka juice dan es buah juga ada dalam daftar menu. Anda juga bisa memesan telur asin asli Lombok yang warnanya lebih mengkilap dibandingkan dengan telur asin.
Mengenai
harga, rumah makan ini juga masih relatif terjangkau. 1
porsi ayam bakar ataupun ayam pelecing Taliwang hanya Rp. 55.000,00.
Rumah makan Ayam Bakar Taliwang Bersaudara ini juga membuka
cabang di Bandung, yaitu di Jln. Merdeka No.42 Bandung Telp. (022) 4241899
No comments :
Post a Comment